Tentang kabupaten Lamongan
BUDAYA,MAKANAN DAN CIRI KHAS LAMONGAN
Tari Tradisional Boranan
Tari tradisional Boranan adalah tari yang terinspirasi oleh aktivitas penjual nasi Boranan yang ada di Lamongan dan sudah siap dengan dagangannya dari pagi sampai subuh.
Gerakan tari Boranan cukup sederhana namun bermakna, dengan sentuhan tradisional. Setiap gerakan menunjukkan aktivitas penjual Boranan, dari menyiapkan makana sampai menyerahkannya kepada pelanggan. Penari Boranan selalu datang dari Lamongan, dengan memakai kain batik tradisional Lamongan, dengan warna khas biru dan hitam dan terdapat garis-garis merah pada pinggang.
Tari Tradisional Caping Ngancak
Tari Caping Ngancak adalah salah satu tarian tradisional Kabupaten Lamongan. Tarian ini menggambarkan tentang petani yang beraktifitas di sawah mereka, dari mulai menanam padi sampai mereka mendapatkan panen. Layaknya petani, para penari juga mengenakan 'Caping' atau topi khusus yang biasa dikenakan petani saat pergi ke sawah.
http://www.eastjava.com/tourism/lamongan/ina/culture.html
Tari tradisional Boranan adalah tari yang terinspirasi oleh aktivitas penjual nasi Boranan yang ada di Lamongan dan sudah siap dengan dagangannya dari pagi sampai subuh.
Gerakan tari Boranan cukup sederhana namun bermakna, dengan sentuhan tradisional. Setiap gerakan menunjukkan aktivitas penjual Boranan, dari menyiapkan makana sampai menyerahkannya kepada pelanggan. Penari Boranan selalu datang dari Lamongan, dengan memakai kain batik tradisional Lamongan, dengan warna khas biru dan hitam dan terdapat garis-garis merah pada pinggang.
Tari Tradisional Caping Ngancak
Tari Caping Ngancak adalah salah satu tarian tradisional Kabupaten Lamongan. Tarian ini menggambarkan tentang petani yang beraktifitas di sawah mereka, dari mulai menanam padi sampai mereka mendapatkan panen. Layaknya petani, para penari juga mengenakan 'Caping' atau topi khusus yang biasa dikenakan petani saat pergi ke sawah.
http://www.eastjava.com/tourism/lamongan/ina/culture.html
Kata Boranan ini berasal dari tempat Nasi ( terbuat dari Anyaman Bambu ) yang di gendong dengan selendang pada punggung, Nasi boranan belum banyak dikenal di luar Lamongan karena memang hanya dijual di Lamongan.
Nasi boranan, terdiri dari nasi, bumbu, lauk, rempeyek (sejenis krupuk bahan bakunya dari tepung beras yang dibumbui dan digoreng). Bumbu dari nasi boranan terdiri dari rempah-rempah yang sudah di haluskan, serta lauk yang ditawarkan oleh penjual bervariasi, diantaranya daging ayam, jeroan, ikan bandeng, telur dadar, telur asin, tahu, tempe hingga ikan sili yang lebih mahal bila dibandingkan dengan lauk-lauk lainnya.
Khas nasi boranan yang tidak akan ditemui pada menu lainnya, yaitu empuk, pletuk, dan ikan sili. “Empuk ini dibuat dari tepung terigu yang dibumbui, Pletuk terbuat dari nasi yang dikeringkan atau kacang, lalu dibumbui dan digoreng. Namanya diambil dari bunyi ketika makanan ini dikunyah, ‘pletuk, pletuk’. Nah, lauk ikan sili ini yang tak bisa ditemui setiap saat, karena termasuk ikan musiman. Ikan sili dulu lebih dikenal sebagai ikan hias, harganya lebih mahal dibanding daging ayam. Bentuk ikan ini panjang seperti belut, tidak kentara mana bagian kepala atau ekornya. Durinya pun hanya ada di bagian tengah
Nasi ini disajikan biasa dijajakan secara lesehan di sekitar kawasan pasar-pasar kota di Kabupaten Lamongan.jujur saja,saya sebagai orang lamongan belum pernah merasakan yang namanya sego baronan atau nasi baronan.karena saya tinggal di desanya,bukan di kotanya.setahu saya makanan khas lamongan hanya soto lamongan,eh ternyata banyak juga,hehe...
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_boranan
saya sangat bangga menjadi orang lamongan,karena orang lamongan itu pinter-pinter loch,tapi sayang,orang lamongan itu di takuti karena dulu terkenal dengan terorisnya,seperti amrozi dkk.
dlu teman saya ada yang sedang berkunjung ke madura,eh ternyata dia di keruyuk karena tau kalau dia orang lamongan.ya itu sedikit cerita yang pernah saya dapatkan dari teman saya.
http://www.eastjava.com/tourism/lamongan/ina/about.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar